Bahaya Kanker Kolon!!!
Kanker usus besar (kolon) dan rectum (kanker kolorektal) adalah jenis kanker yang paling sering terjadi dan merupakan kanker penyebab kematian nomor 2 angka kejadian kanker kolorektal mulai umur 40 tahun dan puncaknya pada umur 60 – 75 tahun. Kanker usus besar (kanker kolon) lebih sering terjadi pada wanita, sedangkan kanker rectum lebih sering ditumukan pada pria. Sekitar 5% penderita kanker kolon atau kanker rectum memiliki lebih dari satu kenker kolorektum pada saat yang bersamaan.
Kanker kolon biasanya dimulai dengan pembengkakan seperti kancing pada permukaan usus atau pada polip. Kemudian kanker mulai memasuki dinding usus (kelenjar getah bening didekatnya juga bisa terkena). Karena darah dari dinding usu dibawa ke hati, kanker kolon biasanya menyebar (metastase) ke hati segera setelah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.
Penyebab Kanker Usus
Seseorang dengan riwayat keluarga menderita kolon, memiliki risiko tinggi mengidap kanker. Riwayat poliposis keturunan atau penyakit yang serupa juga meningkatkan risiko kanker kolon. Penderita colitis elserativa atau penyakit crohn memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker. Risikonya berhubungan dengan usia penderita pada saat kelainan ini timbul dan lamanya penderita mengalami kelainan ini.
Makanan memegang peran penting dalam risiko kanker kolon, tetapi bagaimana caranya, tidak diketahui. Umumnya, orang yang memiliki risiko tertinggi adalah yang tinggal di perkotaan dan mengkonsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi protein hewan, lemak dan karbohidrat. Risiko tersebut akan menurun dengan diet tinggi kalsium, vitamin D dan sayuran .
Pencegahan Kanker Usus
Penyebab kanker usus besar diduga karena adanya kontak antara sel-sel dalam usus besar dengan senyawa karsinogen dalam konsentrasi tinggi serta dalam waktu yang lebih lama. Beberapa hipotesis dikemukakan mengenai mekanisme serat pangan dalam mencegah kanker usus besar yaitu konsumsi serat pangan tinggi maka akan mengurangi waktu transit makanan dalam usus lebih pendek, serat pangan mempengaruhi mikroflora usus sehingga senyawa karsinogen tidak terbentuk, serat pangan bersifat mengikat air sehingga konsentrasi senyawa karsinogen menjadi lebih rendah.
Sayuran dan buah-buahan adalah merupakan sumber serat pangan yang paling mudah dijumpai dalam menu masyarakat. Sebagai sumber serat sayuran dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah atau telah diproses melalui perebusan. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah sumber serat pangan yang sangat mudah ditemukan dalam bahan makanan. Sayuran dapat dikonsumsi dalam bentuk mentah maupun setelah melalui proses perebusan. Sedangkan buah-buahan Indonesia merupakan negara yang kaya akan aneka macam buh-buahan. Akan tetapi dari hasil Jahari dan Sumarno pada tahun 2002 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi serat masyarakat Indonesia masih jauh dari kebutuhan serat yang dianjurkan yaitu 30 gram/hari, konsumsi serat rata-rata antara 9,9 – 10,7 gram/hari.
Berikut ini Kadar Serat Pangan dalam Sayuran, Buah-buahan, Kacang-kacangan dan Produk Olahannya
Jenis Sayuran / Buah - buahan / Kacang - Kacangan)
|
Jumlah serat per 100 gram (dalam gram)
|
Jenis Sayuran / Buah - buahan / Kacang - Kacangan
|
Jumlah serat per 100 gram (dalam gram
|
Sayuran
| |||
Wortel rebus
Kangkung
Brokoli rebus
Labu
Jagung manis
Kol kembang
Daun bayam
Kentang rebus
Kubis rebus
Tomat
|
3,3
3,1
2,9
2,7
2,8
2,2
2,2
1,8
1,7
1,1
|
Daun pepaya
Daun singkong
Asparagus
Jamur
Terong
Buncis
Nangka muda
Daun kelor
Sawi
Brokoli
|
2,1
1,2
0,6
1,2
0,1
3,2
1,4
2,0
2,0
0,5
|
Buah – Buahan
| |||
Alpukat
Anggur
Apel
Belimbing
Jambu biji
Jeruk bali
Jeruk sitrun
Mangga
Melon
|
1,4
1,7
0,7
0,9
5,6
0,4
2,0
0,4
0,3
|
Nenas
Pepaya
Pisang
Semangka
Sirsat
Srikaya
Strawberi
Pear
|
0,4
0,7
0,6
0,5
2,0
0,7
6,5
3,0
|
Kacang – Kacangan dan Produk Olahannya
| |||
Kacang kedelai
Kacang tanah
Kacang hijau
Kacang panjang
Tauge
|
4,9
2,0
4,3
3,2
0,7
|
Kedelai bubuk
Kecap kental
Tahu
Susu kedelai
Tempe kedelai
|
2,5
0,6
0,1
0,1
1,4
|
Sumber :
1) Food Facts Asia (1999);
2) Berbagai sumber dalam Olwin Nainggolan dan Cornelis Adimunca (2005)
Referensi :
Santoso Agus. Serat Pangan (Dietary Fiber) Dan Manfaatnya Bagi Kesehatan. Journal Unwidha. Magistra No. 75 Th. XXIII Maret 2011 35 ISSN 0215-9511
Baca juga Serat Pangan dan Manfaatnya bagi Kesehatan >>>>
Baca juga Serat Pangan dan Manfaatnya bagi Kesehatan >>>>
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan Baik dan Sopan :)