Penyakit Janutng Koroner
Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyakit jantung koroner diakibatkan oleh penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah koroner. Penyempitan atau penyumbutan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri.
Gejala Jantung Koroner
Pada usia lanjut gejala serangan jantung sering tidak disertai keluhan apapun, sebagian hanya merasa tidak enak badan. Gejala penyakit jantung koroner pada umumnya tidak spesifik untuk didiagnosa angina pectoris (masa tercekik). Biasanya diperoleh riwayat penyakit orang bersangkutan, sedangkan pemeriksaan fisik kurang menunjukkan data yang akurat. Pada keadaan tenang eletro diagram pada orang yang menghidap angina pectoris akan terlihat normal pada keadaan istirahat. Sebaliknya menjadi normal saat melakukan kerja fisik. Riwayat angina pectoris tidak stabil lebih sulit dikendalikan karena terjadi secara tidak terduga kasus ini menjadi mudah terdeteksi jika disertai dengan nyeri sangat hebat di dada, disertai dengan gejala mual, takut dan merasa sangat tidak sehat.
Berikut ini gejala yang dirasakan penderita Jantung koroner
· Penyakit jantung koroner sering ditandai dengan rasa tidak nyaman atau sesak di dada, gejala seperti ini hanya dirasakan oleh sepertiga penderita.
· Rasa nyeri terasa pada dada bagian tengah, lalu menyebar keleher, dagu dan tangan. Rasa tersebut akan beberapa menit kemudian.
· Rasa nyeri muncul karena jantung kekurangan darah dan supplay oksigen. Gejala ini lain menyertai jantung koroner akibat penyempitan pembuluh nadi jantung adalah rasa tercekik (angina pectoris). Kondisi ini timbul secara tidak terduga dan hanya timbul jika jantung dipaksa bekerja keras. Misal fisik dipaksa bekerja keras atau mengalami tekanan emosional.
Berbeda dengan kasus infak miokardia pada kelainan jantung yang satu ini dapat diketahui melalui penyimpanan irama jantung saat pemeriksaan melalui elektro kardiografi dan dikatikan dengan peningkatan kadar enzim jantung dalam darah, juga dalam perkembangan penyakit jantung koroner biasanya disertai kelainan kadar lemak dan trombosit darah penderita yang diikuti oleh kerusakan endoterium dinding pembuluh nadi.
Penyebab Penyakit Jantung
Salah satu penyakit jantung koroner adalah kebiasaan makan makanan berlemak tinggi terutama lemak jenuh. Agar lemak mudah masuk dalam peredarah darah dan diserap tubuh maka lemak harus diubah oleh enzim lipase menjadi gliserol. Sebagian sisa lemak akan disimpan di hati dan metabolisme menjadi kolesterol pembentuk asam empedu yang berfungsi sebagai pencerna lemak, berarti semakin meningkat pula kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan tersebut dapat menyebabkan (artherosklerosis) atau penebalan pada pembuluh nadi koroner (arteri koronoria). Kondisi ini menyebabkan kelenturan pembuluh nadi menjadi berkurang, serangan jantung koroner akan lebih mudah terjadi ketika pembuluh nadi mengalami penyumbatan ketika itu pula darah yang membawa oksigen ke jaringan dinding jantung pun terhenti.
Penyakit jantung koroner terjadi bila ada timbunan (PLAK) yang mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa-sisa jaringan dan terbentuknya kalsium pada intima, atau permukana bagian dalam pembuluh darah. Plak ini membuat intima menjadi kasar, jaringan akan berkurang oksigen dan zat gizi sehingga menimbulkan infark, penyakit jantung koroner menunjukkan gejala gizi terjadi infark miokard atau bila terjadi iskemia miokard seperti angina pectori.
Kolesterol serum dibawa oleh beberapa lipoprotein yang diklasifikasikan menurut densitasnya. Lipoprotein dalam urutan densitas yang meningkat adalah kilomikron. VLDL (Very Low Density Lopoprotein). LDL (low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa hampir seluruh kolesterol dan merupakan yang paling aterojenik. HDL menurunkan resiko penyakit jantung ke hati, tempat kolesterol di metabolisme dan di ekskresikan. Orang dewasa dapat diklasifikasikan sebagai beresiko penyakit jantung koroner berdasarkan jumlah total dan kadar kolesterol LDL-nya.
Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Faktor risiko diartikan sebagai karakteristik yang berkaitan dengan kejadian suatu penyakit di atas rata-rata. Faktor risiko mempunyai risiko penyakit jantung koroner dalam dua kelompok, yaitu faktor risiko primer dan sekunder.
Faktor risiko primer
|
Merokok (1 pak atau lebih dalam sehari)
|
Hipertensi (diastolik > 90 mmHg ; siastolik > 150 mmHg)
| |
Peningkatan kolesterol plasma (> 240 – 250 mg/dl)
| |
Faktor risiko sekunder
|
Peningkatan trigliserida plasma
|
Obesitas
| |
Diabetes melitus
| |
Stres kronik
| |
Pil KB
| |
Vasektomi
| |
Kurang aktifitas fisik
| |
Keturunan
|
Faktor risiko penyakit jantung berkaitan dengan diet, bagaimana pengaturan gizi sangat berperan dalam menekan beberapa faktor primer maupun sekunder penyakit jantung koroner. Penyakit jantung bersifat multifactorial.
Diet Penyakit Jantung
· Diet jantung I: untuk penyakit jantung akut seperti MCI (Myocardium infarc) atau dekompensasi kordis berat. Bentuk makanan berupa cairan 1-1,5 L/hari. Diberikan beberapa hari.
· Diet jantung II: bentuk makanan saring atau bubur. Setelah masa akut terlewati. Bila ada odema diberikan rendah garam
· Diet jantung III: bentuk makanan lunak atau biasa. Kondisi tidak berat. Rendah Garam bila ada odema dan hipertensi
· Diet jantung IV: bentuk makanan biasa. Perpindahan dari Diet Jantung III. Keadaan baik. Rendah Garam bila ada odema dan hipertensi.
Syarat diet tanpa odema
|
Energi sesuai dengan kebutuhan, bila kegemukan diturunkan.
|
Lemak: <30%. Perhatikan konsumsi Lemak jenuh antara 7-10% dari energi total.
| |
Protein 10-20% kebutuhan total energi
| |
Kolesterol <300mg
| |
KH sedang 50-60% kebutuhan total energi
| |
Vitamin dan mineral cukup. Perlu suplemen vitamin bila konsumsi makanan ≤ 1200 kkal/hari
| |
Syarat diet jika ada odema
|
Energi cukup
|
Protein cukup, 0,8 g/kg BB
| |
Lemak sedang, 25-30% kebutuhan energi total, 10% lemak jenuh, 10-15% lemak tidak jenuh
| |
Kolesterol rendah, jika diserta dislipidemia
| |
Vitamin dan mineral cukup
| |
Garam rendah, 2-3 g/hari, jika diserta hipertensi atau odema
| |
Serat cukup untuk hindari konstipasi
|
Makanan Sehat Penyakit Jantung |
Makanan Sehat Untuk Diet Penyakit Jantung
· Sering mengonsumsi buah dan sayuran; simpanlah buah dalam lemari es, lemari makan atau laci mobil anda,khususnya buah yang dapat di makan bersama kulitnya seperti apel,jambu,belimbing,peach.
· Sering memakan lalapan atau tambahkan sayuran seperti tomat,ketimun,bawang bomby,selada pada hamburger/sandwich yang anda makan. Buatlah minuman dari rumput laut,kolang-kaling,selasih,cincau,dll. Tanpa menggunakan sirup yang berlebihan (kalau perlu,gunakan sirup diet seperti Tropikana Slim).ingat konsumsi secara berlebihan gula pasir (sirup,softdrink) dan bahkan pula gula diet yang mengandung fruktosa dapat meningkatkan kadar trigliserida.
· Gunakan roti dari biji gandum yang utuh (whole wheatbread).
Makan makanan sereal berserat tinggi seperti havermout pada waktu sarapan.
Makan makanan sereal berserat tinggi seperti havermout pada waktu sarapan.
· Tentukan hari-hari saat anda sekeluarga dapat melakukan pesta ikan. Pilih jenis-jenis ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 (tabel 3-3)
· Ganti daging merah dengan daging putih seperti ayam kampung. Jangan mengonsumsi bagian kepala,ekor,dan kulit. Kaldu ayam yang berminyak sebaiknya disaring dengan menggunakan saringan halus yang kalau perlu alasnya bisa di lapisi dengan kapas steril untuk menahan minyak tersebut.
· Jangan menggoreng makanan dengan banyak minyak atau dengan jelantah.minyak tak-jenuh seperti minyak jagung atau kedelai akan berubah menjadi minyak jenuh jika dimasak dengan panas yang tinggi atau jika dipakai berkali-kali untuk menggoreng. Gunakan minyak dalam jumlah sedikit sekali pakai (misalnya,satu sendok minyak untuk menumis). Kalau dapat,pilih minyak tak-jenuh tunggal seperti minyak zaitun dan minyak kacang yang di konsumsi sebagai dressing salad atau steak.
· Gunakan susu skim,susu kedelai,atau yogurt non-fat dari pada susu fullcream.
· Gunakan bumbu kacang/mete yang disangrai (jangan digoreng dengan minyak) jika anda ingin membuat gado-gado.
· Lebih baik gunakan bumbu seperti kunyit, bawang putih,dll. Untuk memepes ikan dari pada menggorengnya dengan mentega atau margarine.
· Bagilah makanan sehari menjadi 5 hingga 6 kali makan dengan porsi kecil. Makan dengan porsi kecil lebih dapat ditolerir oleh pasien yang sesak. Usakan agar asupan kalori sesuai dengan kebutuhan pasien (yang ditentukan oleh dokter). Pasien kegemukan harus diturunkan berat badanya secara bertahap. Sebaliknya pada pasien dengan cardiac cachexia harus diberikan formola enteral yang memberikan energi 1,5 kcal / ml seperti Nutren 2.0 (lazimnya formola enteral memberikan 1kcal / ml ).
· Gunakan sayuran yang segar dan bukan sayuran dalam kaleng.
· Jika dipaksa memakai sayuran kaleng atau sayuran yang diasinkan , rendam dahulu sayuran tersebut selama 2 menit didalam air mengalir sebelum dimasak.
· Sekali seminggu cobalah makan makanan alternatif yang rendah seperti kecap Tropicana Slim, sup tanpa garam, krekers diet yang baik tidak mengandung garam, dll.
· Gunakan botol air minum dengan ukuran menurut kebutuhan cairan yang sudah ditentukan selama sehari. Anda harus menuang air dalam botol tersebut dengan jumlah yang sama dengan jumlah air minum atau makanan cair yang diminum / dimakan. Botol air yang kosong menunjukkan bahwa pasien sudah mengonsumsi cairan dengan jumlah yang telah ditentukan untuk hari ini. Mulailah setiap hari dengan botol yang berisi air yang baru.
· Makanlah buah – buahan yang banyak mengandung kalium 1-2 kali / hari.
· Kurangi asupan natrium hingga 2 gram per hari bagi orang dewasa dan 45-70 mg / BB / hari untuk anak – anak. Pengurangan natrium dapat pula dilakukan menggunakan garam diet yang terbuat dari kalium klorida sebagai pengganti garam dapur ( jika fungsi ginjalnya normal).
· Pada gagal jantung akut diperlukan diet rendah sisa / serat agar pasien tidak sampai mengalami buang air besar yang membuatnya mengedan. Jika fase akut sudah terlampaui , preparat laksan dan pelunak feses kadang – kadang diresepkan dokter untuk mencegah sembelit dan defikasi yang sulit.
Referensi :
Diah Krisnatuti dan Rina Yenrina. (1999). Panduan Mencegah & Mengobati. Penyakit Jantung. Jakarta: Pustaka Swara.
Moore,Marry Courtney. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi. 2nd ed. Jakarta: Hipokrates. Hal 347-348.
Sulistiyani, 1998. Perencanaan Menu Bagi Penderita Jantung
Koroner. Jakarta
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan Baik dan Sopan :)