Metabolisme Sebagai Penentu Kesehatan Tubuh
Metabolisme merupakan perubahan kimia yang terjadi dalam tubuh untuk pelaksanaan berbagai fungsi fitalnya.Keseimbangan yang terus menerus antara anabolisme dan katabolisme merupakan unsur kompleks dengan pembebasan energi. Dalam masa pertumbuhan, anabolisme akan bekerja lebih aktif. Sedangkan pada waktu kelaparan atau sakit, katabolisme lebih dominan.
KECEPATAN METABOLISME
Basal metabolisme merupakan jumlah keseluruhan aktifitas metabolisme dalam keadaan istirahat fisik dan mental. Dalam hal ini okesigen diperlukan sedikit karena jaringan bekerja pasif.
Kecepatan metabolisme basal diukur pada orang yang istirahat di tempat tidur, sebelum makan, sebelum minum, dan malam hari. Disamping itu juga, belum termasuk gangguan pada masuknya oksigen maupun keluarnya korbondioksida.
Kecepatan metabolisme bergantung pada kegiatan seseorang, ketegangan syaraf juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi pernafasan dan kerja jantung.
Pada orang yang memiliki kelainan pada kelenjar tiroid akan meningkatkan kecepatan metabolisme contohnya penyakit hipertiroidisme. Pada penyakit kreatinismus dan miksedema, kecepatan metabolisme akan menurun.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme;
● Ukuran tubuh
● Umur
● Jenis kelamin
● Iklim
● Jenis pekerjaan
● Ukuran tubuh
● Umur
● Jenis kelamin
● Iklim
● Jenis pekerjaan
PROSES METABOLISME
1. Metabolisme Karbohidrat
Glukosa adalah hasil pencernaan dan absorpsi karbohidrat yang beredar dalam darah. Jumlah glukosa dalam darah normal adalah 100 mg dalam 1 cc darah.
Penyimpanan glukosa dalam tubuh terjadi pada hati, otot dan tulang dalam bentuk glikogen. Glikogen dalam otot digunakan untuk aktifitas otot dan diganti kembali dengan glukosa darah menurut kebutuhan. Glukosa paling mudah dicerna dan diasimilasikan (dijadikan cadangan makanan). Amilase mengubah semua karbohidrat kompleks (tepung) menjadi maltosa. Pemecahan akhir pada maltosa menghasilkan monosakarida yaitu glukosa.
Absorpsi
Glukosa yang diserap kemudian masuk ke peredaran darah dikendalikan oleh insulin dan aktifitas hati. Didalam jaringan terjadi oksidasi karbohidrat untuk menghasilkan panas dan energi. Kelebihan dari proses oksidasi karbohidrat kemudian disimpan dalam bentuk lemak sehingga menimbukan penambahan berat badan. Sewaktu proses katabolisme, pembakaran karbohidrat didalam jaringan menghasilkan gas CO2 dan air (H2O) yang kemudian di ekskresikan melalui paru-paru dan dari kulit dalam bentuk keringat dan dalam urine.2. Metabolisme lemak
Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorpsi disimpan oleh tubuh dalam jaringan adiposa. Bila tubuh mengalami kekurangan energi maka lemak dikeluarkan dari hati (jaringan adiposa) dalam bentuk gliserol dan asam lemak. Bila lemak telah dimetabolisme dihati maka akan terdapat ampas berupa zat keton yang hanya terbatas penggunaannya sehingga menghasilkan kalori dalam darah, hal ini terjadi waktu kelaparan karena tubuh tidak memiliki seauatu (glukosa, glikogen) untuk digunakan selain dari lemak di dalam jaringan adiposa.Pencernaan
Lipase pada lambung menghasilkan sedikit hidrolisis lemak. Lipase pada pankreas dan lipase pada usus memecah lemak menjadi gliserin dan asam lemak.Absorpsi
Gliserin dan asam lemak oleh lakteal disalurkan ke duktus masuk ke aliran darah, kemudian dialirkan kesetiap jaringan tubuh. Hati membantu mengoksidasi lemak dan mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak dioksidasi untuk memberi panas dan tenaga dan lemak yang disimpan mengandung vit A dan B. Hasil pembakaran lemak dalam jaringan diekskresikan melalui paru-paru dalam bentuk CO2 dan H2O dan melalui kulit dalam bentuk keringat. Pada ginjal dalam bentuk air seni dan pada jalan pencernaan dalam bentuk feses.3. Metabolisme protein
Pemecahan protein menghasilkan sejumlah asam amino. Kelebihan asam amino pada metabolisme dalam hati dapat digunakan untuk memproduksi panas dan energi.
Protein yang tidak mencukupi seperti kelaparan, akan menimbulkan pengecilan otot jika cadangan karbohidrat dan lemak pada jaringan telah habis. Hal ini terjadi pada penderita kwashiorkor.
Proses pemecahan asam amino dalam hati menghasilkan urea bersenyawa dengan karbon dibebaskan untuk oksidasi. Hasil metabolisme protein dalam jaringan yang harus di ekskresikan dalam bentuk urea, asam urat dan kreatinin di keluarkan melalui urine. Protein yang berlebih tidak disimpan oleh tubuh melinkan di ekskresikan melalui urine.
Referensi ;
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan Baik dan Sopan :)