Anak adalah generasi penerus. Masa depan bangsa ada pada mereka. Anak ibarat sebuah berlian, yang terdiri dari dari ratusan, dapat lebih irisan, sudut, dan facets. Setiap sinar yang masuk, akan menghasilkan dimensi warna tersendiri. Dan tidak ada berlian yang secara alami, memiliki irisan yang sama persis. Anggap saja setiap sinar yang masuk adalah asupan makan yang kita berikan kepada anak kita, maka jangan heran jika dikemudian hari pertumbuhan anak kita tidak sama. Ada anak yang tumbuh dengan tinggi, ada yang stunted (pendek), ada yang gemuk dan ada yang kurus. Dalam hal kecerdasan pun berbeda, ada yang selalu berprestasi, ada yang tidak, bahkan ada yang selalu di intimidasi karena ketidakmampuan atau keterbelakangan fisik dan mental. Agar anak dapat tumbuh dengan baik, secara fisik maupun kecerdasan maka sangat penting untuk mengetahui kebutuhan gizinya.
KEBUTUHAN GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN
Peran makanan yang bernilai gizi tinggi sangat penting untuk pertumbuhan anak. Seperti makanan yang mengandung energi, protein (terutama protein hewani ), Vitamin (Vitamin B kompleks, Vitamin C, dan Vitamin A), dan mineral (Ca, Fe, Yodium, Fosfor, Zn). Perhatian orangtua terhadap makanan yang diberikan kepada anak harus bisa meningkatkan selera makan anak. Pada umumnya anak-anak lebih menyukai makanan yang bervariasi (PUGS No. 1) , bentuk-bentuk makanan yang lucu dan berwarna-warni dan lebih menyukai makan bersama teman sebayanya.
Masa balita merupakan masa kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian yang serius. Pada masa ini berlangsung proses tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik dan perkembangan fisikomotorik, mental dan sosial. Untuk mendukung pertumbuhan balita diperlukan kebutuhan gizi diantaranya energi, protein, lemak, air, hidrat arang, vitamin dan mineral yang cukup.
Energi
Kebutuhan energi sehari pada tahun pertama 100-200 kkal/kg BB. Untuk tiap tiga tahun pertambahan umur, kebutuhan energi turun 10 kkal/kg BB. Penggunaan energi dalam tubuh adalah 50% atau 55 kkal/Kg BB/hari untuk metabolisme basal, 5-10% untuk Specifik Dynamic Action, 12% untuk pertumbuhan, 25 % atau 15-25 kkal/Kg BB/hari untuk aktivitas fisik dan 10% terbuang melalui feses.
Zat-zat gizi yang mengandung energi terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat. Dianjurkan agar jumlah energi yang diperlukan didapat dari 50-60% Karbohidrat, 25-35% lemak, sedangkan selebihnya (10-15%) berasal dari protein.
Protein
Protein merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, hemoglobin, enzim, hormon serta antibodi ; mengganti sel-sel tubuh yang rusak ; memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh dan sumber energi.
Disarankan untuk memberikan 2,5 - 3 g/kg BB bagi bayi dan 1,5-2 g/kg BB bagi anak sekolah sampai adolesensia. Jumlah protein yang diberikan dianggap adekuat jika mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah yang cukup, mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, maka protein yang diberikan harus sebagian berupa protein yang berkualitas tinggi seperti protein hewani.
Tabel 1
Perkiraan Kecukupan Asam Amino (mg/kg BB/hari )
Asam Amino | Bayi | Anak Umur 2 Tahun |
Histidin | 28 | ? |
Isoleusin | 70 | 31 |
Leusin | 161 | 73 |
Lisin | 103 | 64 |
Metionin dan Sistin | 58 | 27 |
Penilalanin dan Tirosin | 125 | 69 |
Threonin | 87 | 37 |
Triptopan | 17 | 12,5 |
Valin | 93 | 38 |
Sumber: FAO/WHO/UNU.1983 dalam kecukupan gizi yang dianjurkan.1985. Hlm.12. Jakarta. Dalam Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.2012. Hlm.208.Jakarta.
Air
Air merupakan zat gizi yang sangat penting bagi bayi dan anak karena bagian terbesar dari tubuh terdiri atas air, kehilangan air melalui kulit dan ginjal pada bayi dan anak lebih besar daripada orang dewasa dan bayi dan anak akan lebih mudah terserang penyakit yang menyebabkan kehilangan air dalam jumlah banyak.
Tabel 2
Kebutuhan Air Sehari Pada Anak
Umur | Kebutuhan Sehari (ml/kg/BB/hari) |
12 bulan 2-3 tahun 4-5 tahun | 120-135 115-125 100-110 |
Sumber: Nelson.1983.Texbook of pediatrics. New York dalam Kapita Selekta Kedokteran.2000.Hlm.566. Jakarta dalam Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.2012. Hlm.209. Jakarta.
Lemak
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan dalam angka mutlak, dianjurkan 15-20% energi total berasal dari lemak. Di Indonesia energi yang berasal dari lemak pada umumnya sekitar 10-20%. Proporsi kandungan lemak yang rendah ini diduga lebih baik untuk kesehatan, karena resiko untuk mendapatkan penyakit arterosklerosis lebih rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lemak harus ada dalam makanan dan jumlah lemak yang ada dalam hidangan di Indonesia pada umumnya memadai. Diet sangat rendah lemak dapat menimbulkan rasa cepat lelah dan menghilangkan rasa kenyang. Sebaliknya pemberian lemak berlebihan dapat menyebabkan obesitas.
Hidrat Arang
Dianjurkan 60-70 % energi total basal berasal dari hidrat arang. Pada ASI dan sebagian besar susu formula bayi, 40-50% kandungan kalori berasal dari hidrat arang terutama laktosa. Karbohidrat diperlukan anak-anak yang sedang tumbuh sebagai sumber energi dan tidak ada ketentuan tentang kebutuhan minimal karbohidrat karena glukosa dalam sirkulasi dapat dibentuk dari protein dan gliserol. Masukkan yang dianggap optimal berkisar antara 40-60% dari jumlah energi. Sebaiknya karbohidrat yang dimakan terdiri dari polisakarida seperti yang terdapat pada beras, gandum, kentang dan sayuran. Gula yang terdapat dalam minuman manis, selai, kue, dan cokelat harus dibatasi dan tidak melebihi 10% dari jumlah energi. Monosakarida dan disakarida lainnya terdapat dalam buah-buahan dan susu serta produk olahan susuyang merupakan sumber vitamin dan trece elemen tuntuk anak yang sedang tumbuh. Makanan yang terlalu manis dapat mengakibatkan kerusakkan gigi pada anak.
Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral esensial merupakan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan kesehatan. Beberapa jenis Vitamin B dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak adalah, Vitamin B1, Vitamin B6, dan asam folat (Vit B9). Bila kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan timbul gangguan terhadap pertumbuhan dan fungsi otak dan sistem syaraf.
Kebutuhan Vitamin untuk balita digunakan untuk :
a. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata. Kebutuhan Vitamin A pada anak usia 1-3 tahun 350 re sedangkan pada usia 4-6 tahun sebanyak 460 re. (Widya karya pangan dan Gizi, LIPI, Jakarta,1998).
b. Vitamin B1 berfungsi untuk memetabolisme karbohidrat, keseimbangan airdalam tubuh dan membantu penyerapan zat lemak dalam usus. . Kebutuhan Vitamin B1 pada anak usia 1-3 tahun 0,5 µg sedangkan pada usia 4-6 tahun sebanyak 0,8 µg. (Widya karya pangan dan Gizi, LIPI, Jakarta,1998).
c. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim, dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel. Kebutuhan Vitamin B2 pada anak usia 1-3 tahun 0,6 µg sedangkan pada usia 4-6 tahun sebanyak 1,0 µg. (Widya karya pangan dan Gizi, LIPI, Jakarta,1998).
d. Vitamin B6 berfungsi dalam dalam pembuatan sel-sel darah merah dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf. Kebutuhan Vitamin B6 pada anak usia 1-3 tahun 1 µg sedangkan pada usia 4-6 tahun sebanyak 1,1 µg. (Widya karya pangan dan Gizi, LIPI, Jakarta,1998).
e. Vitamin C berfungsi sebagai aktifator macam-macam fermen perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukkan trombosit. Kebutuhan Vitamin C pada anak usia 1-3 tahun 40µg sedangkan pada usia 4-6 tahun sebanyak 45 µg. (Widya karya pangan dan Gizi, LIPI, Jakarta,1998).
f. Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor, dan bersama-sama kelenjar anak gondok memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus dan memengaruhi kerja kelenjar endokkrin. Kebutuhan Vitamin D pada anak usia 1-3 tahun 10 µg sedangkan pada usia 4-6 tahun sebanyak 10 µg. (Widya karya pangan dan Gizi, LIPI, Jakarta,1998).
Pada usia anak balita 1-5 tahun sering mengalami kekurangan vitamin A, B, dan C. Untuk itu anak perlu mendapat 1-1 ½ mangkuk atau 100-150 g sayur sehari. Pilih buah-buahan berwarna kuning, jingga atau buah buahan yang asa seperti pepaya, pisang, mangga, nanas, dan jeruk.
Mineral yang dibutuhkan saat usia Balita antara lain :
a. Zat besi (Fe)
Angka kecukupan Zat besi yang dianjurkan oleh Widya Pangan dan Gizi (1998) dalam Adriani dan Wirjatmadi (2012) adalah 8-9 mg/ hari. Dalman dkk. (1980) dalam Adriani dan Wirjatmadi (2012) melaporkan bahwa balita usia satu tahun dengan BB 10 Kg harus menyediakan 30% besi yang berasal dari makanan, sedangkan pada orang dewasa hanya membutuhkan 5 %. Perbedaan konsumsi besi antara balita dan orang dewasa antara lain karena :
a. Bayi dan anak-anak mengkonsumsi zat besi dengan avabilitas yang rendah.
b. Lahir dengan simpanan besi yang menurun.
c. Tumbuh terlalu cepat.
d. Ekskresi zat besi yang meningkat.
Menurut Sumarni (2003) dalam Adriani dan Wirjatmadi (2012) bayi normal dapat mempertahankan kada hemoglobin hanya dengan mengkonsumsi ASI selam tiga bulan, sehingga angka kecukupan zat besi untuk anak usia 6 bulan sampai tiga tahun adalah 10 mg/hari. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah membutuhkan masukan besi 2 mg/ kg BB/hari sejak usia dua bulan.
b. Yodium
Yodium meskipun dibutuhkan dala jumlah sedikit namun sangat penting untuk balita. Almatsier (2001) dalam Adriani dan Wirjatmadi (2012) mengatakan bahwa yodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormon tiroksin triiodotironin dan tetraiodotironin. Fungsi utama hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Apabila balita kekurangan yodium maka pertumbuhan dan pertumbuhan dapat terhambat.
Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Dengan demikian hormon tiroid mengontrol pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi. Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai 30%. Disamping itu, kedua hormon ini mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel sel darah merah serta funsi otot dan saraf. Yodium juga berperan dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesis protein, dan absorbsi karbohidrat dari saluran cerna. Yodium juga berfunsi dalam sintesis kolesterol darah. Angka kecukupan yodium yang dianjurkan oleh Widya Karya Pangan dan Gizi (1998) dalam Adriani dan Wirjatmadi (2012).
Referensi :
DR. Merryana Adriani, SKM., M.KES dan PROF. DR Bambang Wirjatmadi. M.S., MCN.,PH.D.SP.GK. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan Baik dan Sopan :)